User Image

RIIM Platform Kolaborasi Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati Tahun 2025

RIIM Platform Kolaborasi Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati Tahun ke 2

Pendaftaran : -

Proposal Masuk : 0

Pengembangan ilmu biologi struktur biomolekul merupakan salah satu pilar penting dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, pangan, energi, serta lingkungan. Melalui pendekatan biologi struktur, peneliti dapat memahami hubungan antara bentuk tiga dimensi biomolekul dengan fungsi biologisnya. Pengetahuan ini memiliki nilai strategis dalam mengidentifikasi mekanisme molekuler kehidupan, menemukan target terapi baru, merancang vaksin dan obat, mengembangkan pangan fungsional, hingga menghasilkan inovasi bioteknologi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, memiliki potensi besar dalam pengembangan biologi struktur. Ribuan spesies endemik yang menyimpan kekayaan biomolekul unik dapat menjadi sumber inovasi ilmiah sekaligus daya saing nasional. Namun, pemanfaatan potensi tersebut masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur berteknologi tinggi, kurangnya kapasitas sumber daya manusia, dan keterbatasan kolaborasi riset yang berskala internasional.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui dukungan pendanaan RIIM Invitasi Strategis telah menginisiasi Platform Kolaborasi Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati. Platform ini dirancang sebagai simpul riset nasional yang mengintegrasikan fasilitas penelitian berstandar internasional, pengembangan sumber daya manusia, serta kolaborasi lintas disiplin dengan mitra nasional maupun global. Pada tahun pertama, platform telah berhasil meletakkan dasar ekosistem riset terpadu yang memungkinkan pemanfaatan infrastruktur riset seperti cryo-electron microscopy (cryo-EM), nuclear magnetic resonance (NMR), mass spectrometry, fasilitas kristalisasi protein, serta superkomputasi untuk analisis in silico.

Memasuki tahun kedua, keberhasilan platform ditentukan oleh kemampuan memperluas partisipasi riset melalui mekanisme pendanaan kompetitif yang transparan dan berfokus. Untuk itu, dibuka program Call for Proposal (CfP) yang ditujukan bagi peneliti dari BRIN, perguruan tinggi, lembaga riset nasional, mitra internasional, serta sektor industri. Program ini berfungsi sebagai sarana untuk:

  1. Mempercepat pencapaian target riset strategis di bidang biologi struktur.
  2. Mendorong keterlibatan aktif peneliti muda, mahasiswa, dan postdoctoral dalam ekosistem riset.
  3. Meningkatkan kualitas publikasi internasional, data struktur biomolekul yang terdaftar di basis data global, serta potensi paten dan hilirisasi riset.
  4. Memperkuat kolaborasi lintas lembaga dan lintas disiplin demi menciptakan ekosistem riset yang inklusif, terbuka, dan berstandar global.

Dengan adanya CfP ini, platform bertransformasi dari sekadar penyedia fasilitas menjadi motor penggerak riset kolaboratif nasional. Dukungan lintas kedeputian BRIN (DIRI, SDMI, dan DFRI) serta kemitraan dengan perguruan tinggi, lembaga riset internasional, dan industri memastikan bahwa program ini tidak hanya menghasilkan luaran ilmiah jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi kepakaran biologi struktur yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Kriteria dan persyaratan pendaftaran Call for Proposal (CFP) Platform Kolaborasi Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati Tahun 2025 adalah sebagai berikut:

  1. Ketua Pengusul
    1. Merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dan berdomisili di Indonesia.
    2. Memiliki pendidikan terakhir Doktor (S3).
    3. Berasal dari peneliti BRIN maupun eksternal BRIN (perguruan tinggi, lembaga riset, atau institusi lain yang relevan).
    4. Tidak sedang menjalani post-doctoral di luar negeri, atau cuti di luar tanggungan negara.
  2. Proposal Penelitian
    1. Disusun sesuai format (template) yang telah ditetapkan.
    2. Wajib ditandatangani basah maupun secara elektronik (BsRE) oleh Ketua Tim dan Kepala Pusat Riset/ pimpinan institusi terkait (setingkat Eselon 2).
  3. Komposisi Tim Peneliti
    1. Jumlah anggota tim dalam satu kegiatan maksimal 6 (enam) orang, terdiri dari 1 (satu) orang Ketua Tim dan maksimal 5 (lima) orang Anggota Tim.
    2. Setiap tim wajib melibatkan:
    3.  
RIIM Platform Kolaborasi Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati Tahun ke 2