Rumah Program Penerbangan dan Antariksa Tahun 2026

RP ORPA 2026

Pendaftaran : 01 December - 14 December 2025

Proposal Masuk : 1

Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR-PA) BRIN mengundang SDM Iptek untuk berkontribusi dalam Rumah Program Teknologi Penerbangan dan Antariksa di bawah pengelolaan OR-PA Tahun Anggaran 2026. Adapun ruang lingkup riset dan fokus riset nya masing-masing adalah sebagai berikut: 

A. Antariksa

Peran aktif Indonesia dalam kegiatan antariksa sangat penting, tidak hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga untuk berkontribusi pada upaya global dalam menjaga keberlanjutan ruang angkasa. Indonesia, sebagai negara anggota United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space (UNCOPUOS) sejak tahun 1975, dapat berkontribusi secara aktif pada mendukung upaya global menjaga keberlangsungan kegiatan di luar angkasa, seperti mendukung pedoman "21 Guidelines for the Long-Term Sustainability of Outer Space Activities", kegiatan keantariksaan untuk tujuan damai, juga untuk mendukung kemajuan Indonesia melalui kemandirian dan perlindungan kepentingan strategis Indonesia dalam kegiatan keantariksaan global, serta memperkuat pembangunan kapasitas SDM Iptek Indonesia di bidang sains Antariksa.

Dengan memperkuat kemandirian, berpartisipasi aktif dalam Penyelenggaraan Keantariksaan, baik melalui tata kelola PBB, seperti memitigasi risiko dari antariksa melalui implementasi panduannya, maupun kegiatan lainnya, Indonesia berperan sebagai aktor yang bertanggung jawab dalam memastikan ruang angkasa tetap menjadi lingkungan yang aman, damai, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Untuk memperkuat ekosistem risetdan memperluas jejaring kolaborasi, open call for joint collaboration ini diluncurkan mencakup dua tema besar, yaitu Space Situational Awareness dan Astrofisika. Skema ini menyediakan ruang bagi para periset untuk berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dasar, tetapi juga memberi ruang pada peningkatan kesiap-terapan teknologi (technology readiness), dan penciptaan inovasi yang relevan dengan kebutuhan penyelenggaraan keantariksaan maupun program prioritas nasional.

Tujuan: 

  1. Berkontribusi pada penambahan ilmu pengetahuan, penguasaan teknologi, pemecahan masalah, dan pemahaman fenomena di bidang Antariksa.
  2. Memanfaatkan aset riset di bidang Antariksa yang tersedia di BRIN.
  3. Menghasilkan purwarupa, kekayaan intelektual, dan karya tulis ilmiah, di bidang Antariksa.

Fokus Riset:

1. Space Situational Awareness (SSA)

Space Situational Awareness (SSA) adalah Riset yang ditujukan untuk mempelajari dan membangun kemampuan untuk mengetahui, memahami, dan memprediksi segala sesuatu yang terjadi di luar angkasa, terutama di sekitar orbit Bumi. Ada tiga unsur dominan dalam studi ini, yaitu:

  1. Pelacakan dan pemetaan potensi benda buatan di sekitar lingkungan orbit Bumi. Riset ini terdiri dari beberapa kegiatan seperti: pengembangan pengamatan benda buatan mempergunakan teknologi optik dan radar, serta pengembangan aplikasi untuk memetakan keberadaan benda buatan di orbit sekitar Bumi;
  2. Cuaca Antariksa merupakan riset yang paling banyak dilakukan karena studi ini berupaya untuk memahami proses fisis yang terjadi mulai dari kejadian Matahari, sampai dengan interaksi di ruang antar planet, magnetosfer, ionosfer, atmosfer, bahkan sampai di litosfer. Hal ini diperlukan untuk memahami dinamika yang berkait dengan pemanfaatan teknologi tinggi yang memanfaatkan sumber daya antariksa;
  3. Identifikasi kebencanaan antariksa. Dinamika lingkungan antariksa dapat menimbulkan dampak pada kebencanaan, seperti potensi asteroid yang bisa menabrak Bumi, atau sampah dari wahana antariksa yang tidak berfungsi bisa jatuh ke lingkungan Bumi. Hal ini menjadi salah satu kegiatan yang perlu dilakukan kajian mendalam dan berkelanjutan.

Riset dalam tema SSA ini berpotensi menciptakan hasil riset dengan TRL (Technology Readines Level 1-7).

Adapun riset SSA ini mencakup: 

FR.SSA.1.    Antariksa dan Kecerdasan Buatan

Integrasi teknologi antariksa dan kecerdasan buatandifokuskan pada peningkatan otonomi sistem satelit, optimalisasi pemrosesan data penginderaan jauh, serta penguatan kemampuan prediktif dalam dinamika orbit dan cuaca antariksa. Implementasi model machine learning pada bus satelit dan AOCS memungkinkan sensor fusion yang lebih presisi, deteksi anomali untuk FDIR, serta pengambilan keputusan on-orbit melalui edge computing. Pada segmen bumi, AI mendukung otomatisasi TT&C, estimasi link dinamis, serta pengelolaan big data multi-misi. Pendekatan ini mempercepat alur ekstraksi informasi dari data observasi Bumi, meningkatkan reliabilitas operasi, dan memperluas kapasitas riset antariksa nasional.

FR.SSA.2.    Dinamika Ionosfer dan aplikasinya

Dinamika Bumi–Matahari menentukan karakteristik medan gravitasi, variasi radiasi surya, dan kondisi atmosfer atas yang memengaruhi stabilitas orbit, propagasi sinyal, serta kinerja instrumen satelit. Dalam konteks ORPA, pemahaman parameter kunci—seperti eksentrisitas orbit Bumi, kemiringan sumbu, variasi irradiansi surya, serta respons termosfer–ionosfer—menjadi dasar untuk pemodelan orbit presisi, mitigasi gangguan lingkungan ruang, dan perancangan misi pengamatan maupun komunikasi.

FR.SSA.3.    Interaksi Bumi - Matahari

Interaksi Bumi–Matahari didominasi oleh keluaran energi Matahari berupa radiasi elektromagnetik dan angin surya. Radiasi mengatur keseimbangan energi Bumi dan memicu dinamika atmosfer, sedangkan partikel bermuatan dan medan magnet Matahari berkopel dengan magnetosfer Bumi, menghasilkan transfer energi melalui proses rekoneksi magnetik. Mekanisme ini memicu arus cincin, badai geomagnetik, gangguan ionosfer, serta memengaruhi operasi satelit dan sistem navigasi. Pemahaman karakteristik variabilitas Matahari dan respons sistem magnetosfer–ionosfer menjadi kunci dalam prediksi cuaca antariksa dan mitigasi risiko teknologi berbasis ruang.

FR.SSA.4.    Interaksi Magnetosfer - Ionosfer - dan Termosfer

Sistem Magnetosfer–Ionosfer–Termosfer (MIT) merupakan rantai kopling plasma–atmosfer yang mengatur transfer momentum, energi, dan partikel dari angin matahari ke atmosfer atas Bumi. Variasi medan magnet dan medan listrik magnetosfer memicu arus Birkeland, konveksi ionosfer, serta pemanasan Joule dan ion–netral di termosfer. Proses terkopel ini mengubah densitas elektron, dinamika angin termosfer, dan komposisi atmosfer, yang secara langsung memengaruhi kondisi cuaca antariksa, propagasi gelombang radio, dan drag satelit di LEO.

FR.SSA.5.    Interaksi Mesosfer - Termosfer

Interaksi antara mesosfer dan termosfer merupakan aspek penting dalam dinamika atmosfer atas, terutama pada ketinggian sekitar 50–120 km. Pada lapisan transisi ini, proses-proses energi, momentum, dan komposisi saling memengaruhi melalui mekanisme gelombang atmosfer, pemanasan radiasi, serta interaksi ion-netral. Gelombang gravitasi yang merambat dari troposfer dan stratosfer mengalami amplifikasi di mesosfer dan teredam di termosfer, menghasilkan transfer momentum yang mengatur pola sirkulasi global. Sementara itu, aktivitas geomagnetik dan variasi radiasi Matahari di termosfer memodulasi densitas, temperatur, dan dinamika ionosfer, yang efeknya dapat berpropagasi ke mesosfer. Pemahaman hubungan dua lapisan ini penting untuk memodelkan cuaca ruang angkasa (space weather), memprediksi kondisi atmosfer atas untuk misi satelit orbit rendah, serta memvalidasi model atmosfer global.

FR.SSA.6     Kebencanaan Antariksa - Atmosfer Atas

Astrofisika Lanjut mempelajari fenomena kosmik yang dikendalikan oleh relativitas umum, mekanika kuantum, dan fisika plasma berenergi tinggi. Kajian ini mencakup struktur dan evolusi bintang, dinamika fluida astrofisika, akresi dan emisi relativistik di sekitar objek kompak, nukleosintesis, interaksi medan magnet–materi, hingga struktur besar kosmos yang dipengaruhi materi gelap dan energi gelap. Dengan dukungan observasi multi-gelombang dan deteksi gelombang gravitasi, disiplin ini menguji model fisika fundamental pada regime ekstrem yang tidak dapat direplikasi di laboratorium.

FR.SSA.7.    Lingkungan Orbit satelit

Kebencanaan antariksa pada atmosfer atas berkaitan dengan gangguan lingkungan geospace—termosfer, ionosfer, dan magnetosfer—yang dipicu variabilitas cuaca antariksa. Peningkatan aktivitas Matahari dapat menghasilkan badai geomagnetik, pemanasan termosfer, dan fluktuasi densitas atmosfer yang memengaruhi aerodynamic drag, stabilitas orbit satelit LEO, serta akurasi orbit determination. Di ionosfer, proses ionisasi dan rekombinasi yang tidak stabil menimbulkan scintillation, TEC anomaly, dan signal fading yang mengganggu sistem komunikasi dan navigasi berbasis GNSS. Selain itu, partikel energetik berpotensi menyebabkan single-event upset (SEU) dan degradasi komponen elektronik satelit. Kondisi ini menuntut pemantauan space weather yang presisi serta model atmosfer atas yang adaptif untuk mitigasi risiko operasional ruang angkasa.

FR.SSA.8.    Teknologi Instrumentasi Pengamatan Antariksa

Teknologi instrumentasi pengamatan antariksa mencakup perancangan sensor optik dan elektromagnetik yang mampu beroperasi dalam kondisi vakum, radiasi tinggi, serta keterbatasan daya dan massa platform satelit. Instrumen utama meliputi kamera multispektral/hiperspektral, radiometer, spektrometer, SAR, serta sensor in-situ untuk pengukuran plasma, partikel, dan medan magnet. Perkembangan miniaturisasi elektronik, stabilisasi optik, kalibrasi onboard, dan pemrosesan data real-time meningkatkan resolusi, sensitivitas, serta akurasi observasi. Teknologi ini menjadi komponen kritis dalam misi sains dan pemantauan Bumi, mendukung akuisisi data presisi tinggi untuk analisis atmosfer, geospasial, dan astrofisika.

2. Astrofisika

Riset di bidang Astrofisika adalah riset fundamental untuk memahami proses fisika yang terjadi di alam semesta. Karena proses fundamentalnya sangat rumit, diperlukan kajian yang mendalam dan multi-disiplin.

Adapun riset ini mencakup: 

FR.AST.1. Astrofisika Lanjut

Astrofisika lanjut mengkaji fenomena kosmik ekstrem dengan memadukan relativitas umum, mekanika kuantum, dan fisika plasma. Bidang ini memodelkan dinamika fluida relativistik, akresi pada ruang-waktu melengkung, instabilitas MHD, serta proses radiasi berenergi tinggi. Observasi multi-messenger dan simulasi numerik berskala besar digunakan untuk mengekstraksi parameter fisik sistem seperti lubang hitam, bintang neutron, supernova, dan struktur kosmik.

FR.AST.2. Astronomi Lingkungan

Astronomi Lingkungan merupakan disiplin yang mengkaji interaksi antara kondisi lingkungan Bumi dan kegiatan astronomi, termasuk bagaimana polusi cahaya, polusi radio, aerosol atmosfer, serta variabilitas iklim memengaruhi akurasi pengamatan optik maupun radio. Selain itu, bidang ini menilai dampak ekologis aktivitas keantariksaan, seperti emisi peluncuran roket, peningkatan jumlah satelit orbit rendah, dan akumulasi debris orbital yang berpotensi mengganggu integritas sistem observasi dan keberlanjutan lingkungan ruang angkasa. Kajian ini menjadi dasar dalam perancangan mitigasi teknis, penentuan lokasi observatorium, serta pengembangan kebijakan tata kelola ruang angkasa yang berkelanjutan.

FR.AST.3. Dinamika Tata Surya

Dinamika Tata Surya mengkaji evolusi orbit benda langit melalui penyelesaian sistem persamaan gerak N-benda yang nonlinier, dengan gravitasi Newton sebagai dominan dan koreksi relativistik pada medan dekat Matahari. Analisisnya mencakup perturbasi gravitasi, resonansi, dan chaos Hamiltonian, yang diselesaikan menggunakan integrator numerik presisi tinggi (mis. symplectic integrators). Pemodelan ini menjadi dasar dalam prediksi efemeris, studi stabilitas jangka panjang, serta perhitungan dan optimasi lintasan wahana antariksa dalam lingkungan multiperturbasi.

 

B. Teknologi Penerbangan

Pengembangan teknologi kedirgantaraan nasional membutuhkan dukungan riset strategis, terukur, dan berkelanjutan untuk memperkuat daya saing negara dan kemandirian teknologi. Indonesi memang telah memiliki basis pengembangan pesawat komuter melalui program N219 dan beberapa pesawat udara nirawak (UAS, Unmanned Aircraft System). Namun di sisi lain, berbagai kapasitas penguasaan teknologi harus ditingkatkan terutama yang menyangkut teknologi kritikal seperti komposit aerostruktur, Sistem Kendali Terbang (FCS, Flight Control System), sistem komunikasi datalink, sistem navigasi, dan sistem keamanannya.

Untuk memperkuat ekosistem risetdan memperluas jejaring kolaborasi, open call for joint collaboration ini diluncurkan mencakup tujuh fokus riset prioritas dalam bidang teknologi penerbangan. Skema ini menyediakan ruang bagi para periset untuk berkontribusi pada pengembangan ilmu, peningkatan kesiap-terapan teknologi (technology readiness), dan penciptaan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri maupun program nasional.

Tujuan: (1) Berkontribusi pada penambahan ilmu pengetahuan, penguasaan teknologi, pemecahan masalah, dan pemahaman fenomena di bidang teknologi penerbangan; (2) Memanfaatkan aset riset teknologi penerbangan yang tersedia di BRIN, termasuk wahana terbang, laboratorium, fasilitas uji, dan sumber daya teknis lainnya; (3) Menghasilkan keluaran bernilai tinggi berupa karya tulis ilmiah, kekayaan intelektual, prototipe, atau modul teknologi yang dapat dihilirkan untuk mendukung kemandirian teknologi penerbangan nasional.

Melalui mekanisme ini, penguatan integrasi antara kompetensi periset, infrastruktur, dan fasilitas riset dapat terlaksana sehingga peningkatan kapasitas riset nasional dapat terwujud dan menghasilkan berbagai inovatif yang bermanfaat untuk masyarakat dan juga kepentingan nasional.

Fokus Riset:

FR.P.1. Kinerja Aerodinamika Pesawat Udara

Riset kinerja aerodinamika bertujuan meningkatkan pemahaman dan kualitas performa wahana terbang, baik yang telah beroperasi maupun yang sedang dikembangkan. Kegiatan mencakup validasi desain, optimisasi performa, peningkatan kestabilan dan keselamatan terbang, serta peningkatan efisiensi aerodinamika.

Ruang lingkup riset meliputi:

  1. Studi peningkatan performa aerodinamika pada platform N219, N219A, seri wahana LSU, Alap-alap, dan PUNA berkinerja tinggi;
  2. Eksperimen terowongan angin, simulasi numerik (CFD), dan metode hibrid untuk meningkatkan koefisien gaya, karakteristik stall, efisiensi lift-to-drag ratio, serta analisis interaksi aliran;
  3. Pengembangan konsep-konsep baru seperti high-lift device, winglet, vortex control, bio-inspired aerodynamics, dan optimisasi konfigurasi wahana;
  4. Usulan lain yang relevan dengan peningkatan performa aerodinamika pesawat udara.

FR.P.2. Aerostruktur

Bidang aerostruktur menekankan pengembangan struktur pesawat yang kuat, ringan, aman, dan tahan lama. Riset difokuskan pada peningkatan integritas struktural melalui teknologi material, proses manufaktur, serta metode analisis struktur modern.

Ruang lingkup riset meliputi:

  1. Penyusunan composite allowable material database sebagai dasar desain struktural berbasis komposit;
  2. Studi sambungan komposit–komposit maupun komposit–logam yang mencakup karakterisasi, kekuatan sambungan, dan ketahanan terhadap beban dinamis;
  3. Pengembangan teknik manufaktur komposit, termasuk out-of-autoclave processing, automated fiber placement, dan metode aditif;
  4. Analisis dinamika struktur wahana, flutter, vibration analysis, serta pemodelan kegagalan struktural;
  5. Usulan lain terkait peningkatan kinerja aerostruktur dan teknologi material.

FR.P.3. Sistem Kendali Terbang

Riset Sistem Kendali Terbang difokuskan pada pengembangan kemampuan otonomi wahana, keandalan subsistem kontrol, serta arsitektur kendali yang adaptif dan aman. Teknologi FCS merupakan komponen kunci bagi penguasaan sistem pesawat udara nirawak.

Ruang lingkup riset meliputi:

  1. Pengembangan monolithic flight control computer (FCC) dengan integrasi sensor, aktuator, dan algoritma kendali;
  2. Pengembangan modular FCC yang memungkinkan fleksibilitas, redundancy, dan peningkatan tingkat keselamatan;
  3. Pengembangan flight control actuation system (FCAS), termasuk aktuator listrik, hidrolik, dan sistem kendali presisi tinggi;
  4. Identifikasi permasalahan kendali terbang serta pengembangan algoritma kendali baru, seperti robust control, adaptive control, fault-tolerant control, dan autonomous navigation;
  5. Usulan lain terkait sistem kendali terbang.

FR.P.4.  Sistem Data Link dan Navigasi

Bidang ini mencakup penelitian teknologi komunikasi dan navigasi yang menjamin aliran data yang stabil, akurat, dan real-time antara wahana dan stasiun kendali. Riset diarahkan untuk meningkatkan keandalan misi serta kemampuan otonomi wahana.

Ruang lingkup riset meliputi:

  1. Pengembangan antena komuniksi berperforma tinggi, termasuk antena terarah, MIMO, atau antena miniatur untuk wahana kecil;
  2. Riset encoding-decoding, kompresi data, dan protokol pengiriman data berlatensi rendah;
  3. Pengembangan sistem navigasi alternatif, integrasi multi-sensor, sensor fusion, dan peningkatan akurasi navigasi untuk misi jarak jauh;
  4. Usulan lain terkait sistem datalink, komunikasi, dan navigasi wahana.

FR.P.5. Sistem dan Aplikasi Drone

Riset ini menekankan pengembangan teknologi drone yang dapat diaplikasikan pada berbagai sektor, baik sipil maupun militer. Fokus diarahkan pada peningkatan kemampuan operasional dan kolaborasi sistem pendukung.

Ruang lingkup riset meliputi:

  1. Sistem pemetaan presisi berbasis kamera, LIDAR, atau sensor lainnya;
  2. Sistem pertanian cerdas, termasuk pemantauan tanaman, penyemprotan otomatis, dan analitik berbasis AI;
  3. Sistem pengawasan dan pengintaian untuk keamanan, mitigasi bencana, dan manajemen wilayah;
  4. Integrasi drone ke dalam ekosistem digital, termasuk edge computing, jaringan swarm drone, dan cloud-based mission management;
  5. Usulan lain terkait pemanfaatan drone dan sistem aplikasinya.

FR.P.6. Sistem Muatan (Payload System)

Sistem muatan menjadi komponen inti dalam fungsionalitas UAS modern. Riset difokuskan pada pengembangan sensor beresolusi tinggi dan muatan misi yang mendukung kebutuhan pertahanan, kebencanaan, dan aplikasi lainnya.

Ruang lingkup riset meliputi:

  1. Pengembangan sensor payload seperti SAR, LIDAR, hyperspectral imaging, atau kamera resolusi tinggi;
  2. Pengembangan mission payload untuk operasi militer, pemetaan bencana, pemantauan lingkungan, dan tugas-tugas khusus lainnya;
  3. Integrasi payload dengan wahana, termasuk sistem daya, komunikasi, dan kontrol misi;
  4. Usulan lain terkait pengembangan sistem muatan.

FR.P.7. Aeronautika Berkelanjutan

Riset aeronautika berkelanjutan bertujuan mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas penerbangan serta mendorong pengembangan teknologi hijau dalam dunia kedirgantaraan.

Ruang lingkup riset meliputi:

  1. Pengembangan engine control unit (ECU) untuk meningkatkan efisiensi pembakaran dan keselamatan operasi mesin;
  2. Studi propeller parametric untuk meningkatkan efisiensi propulsi;
  3. Pengembangan sistem propulsi alternatif seperti hibrida, listrik, hydrogen-based propulsion, dan teknologi rendah emisi lainnya;
  4. Riset green aviation, sustainable aviation fuel (SAF), serta analisis dampak lingkungan penerbangan;
  5. Usulan lain terkait teknologi aeronautika berkelanjutan.

 

C. Teknologi Roket

Tujuan: Menghasilkan kekayaan intelektual, model, purwarupa, dan publikasi ilmiah  pada penguasaan teknologi kunci terkait teknologi roket.

Fokus Riset:

FR.R.1. Peningkatan kualitas propelan komposit (Impuls spesifik, karakteristik mekanik, pre-treatment bahan baku, aging)

Peningkatan kualitas propelan komposit difokuskan pada optimasi parameter performa dan reliabilitas sistem propulsi padat. Upaya teknis meliputi peningkatan impuls spesifik melalui modifikasi komposisi oksidator–binder dan pengaturan fraksi padatan; penguatan karakteristik mekanik propelan melalui optimasi jaringan polimer, plasticizer, dan kontrol struktur mikro; serta penyempurnaan pretreatment bahan baku seperti pengeringan, pengendalian ukuran partikel, dan peningkatan kemurnian oksidator. Integrasi ketiga aspek tersebut bertujuan menghasilkan propelan dengan performa pembakaran lebih efisien, stabilitas tinggi, serta ketahanan mekanik yang memenuhi standar operasional sistem roket.

FR.R.2. Sistem igniter, ignition transient, dan erosive burning untuk propelan komposit

Sistem igniter pada propelan komposit dirancang untuk menghasilkan fluks panas dan tekanan awal yang cukup untuk mencapai kondisi ignition threshold pada permukaan propelan. Setelah penyalaan dipicu, motor memasuki fase ignition transient, yaitu periode transien hingga tercapainya steady-state burning rate, yang ditandai oleh stabilisasi tekanan ruang bakar dan distribusi nyala. Dalam kondisi aliran internal berkecepatan tinggi, propelan komposit juga dapat mengalami erosive burning, yakni peningkatan laju bakar akibat gradien tekanan dan gaya geser aliran gas, yang berdampak pada perubahan performa dan margin keselamatan motor roket. Pemahaman ketiga aspek ini diperlukan untuk memastikan desain sistem propulsi padat yang stabil, terkendali, dan sesuai spesifikasi balistik.

FR.R.3.  Pengembangan struktur ringan untuk komponen roket berbasis komposit atau logam (radio transparent nosecone, sirip, tabung motor roket, nozzle, sistem join untuk material komposit)

Pengembangan struktur ringan berbasis komposit dan logam bertujuan meningkatkan rasio kekuatan-berat pada komponen roket, sehingga mendukung efisiensi propulsi dan stabilitas aerodinamik. Fokus pengembangan meliputi radio transparent nosecone, sirip, tabung motor roket, nozzle, serta sistem joining komposit. Optimalisasi dilakukan melalui pemilihan material berperforma tinggi, rekayasa desain berbasis analisis numerik (FEM/CFD), serta proses manufaktur presisi seperti filament winding, lay-up, dan metal forming. Kegiatan ini diharapkan menghasilkan komponen berdensitas rendah namun memiliki kekuatan struktural, ketahanan termal, dan kompatibilitas elektromagnetik sesuai persyaratan misi.

FR.R.4. Pengembangan sistem avionik untuk roket (IMU, Radio telemetry untuk transmisi data, GPS receiver untuk tracking roket)

Pengembangan sistem avionik roket difokuskan pada integrasi Inertial Measurement Unit (IMU), modul radio telemetry, dan GPS receiver untuk meningkatkan akurasi pemantauan serta keselamatan penerbangan. IMU digunakan untuk mengukur percepatan linier, kecepatan sudut, dan orientasi roket secara real-time. Radio telemetry berperan dalam transmisi data penerbangan—termasuk ketinggian, kondisi dinamika, dan status sistem—ke ground station. GPS receiver menyediakan informasi posisi dan kecepatan roket secara absolut sepanjang lintasan terbang. Integrasi ketiga komponen ini memungkinkan akuisisi data yang lebih presisi, mempermudah analisis pascapenerbangan, serta mendukung pengembangan sistem kendali roket pada tahap berikutnya.

FR.R.5. Pengembangan motor roket padat case bonded

Pengembangan motor roket padat case-bonded difokuskan pada perancangan grain propelan yang dicetak dan terikat langsung pada dinding casing untuk memastikan integritas struktural, stabilitas balistik, dan efisiensi ruang bakar. Sistem ini menuntut kontrol ketat pada karakterisasi material propelan, kompatibilitas liner–casing, proses curing, serta analisis termostruktural selama operasi. Upaya pengembangan diarahkan pada peningkatan performa dorong, konsistensi manufaktur, dan keandalan motor melalui rangkaian uji statis dan evaluasi nondestruktif

FR.R.6. Pengembangan sistem kendali roket

Pengembangan sistem kendali roket difokuskan pada perancangan algoritma kontrol, integrasi sensor inersial, serta pemodelan dinamika terbang untuk memastikan stabilitas dan ketepatan lintasan. Upaya ini mencakup pengembangan perangkat lunak kendali, sistem aktuasi, serta pengujian terintegrasi hardware-in-the-loop guna meningkatkan keandalan dan performa roket pada berbagai kondisi misi

FR.R.7. Thruster, Thrust Vectoring, & controllable rocket propulsion system

Pengendalian gaya dorong merupakan elemen kritis dalam desain sistem propulsi roket modern. Thruster digunakan sebagai aktuator pendorong berukuran kecil untuk kendali sikap dan manuver orbit dengan memanfaatkan impuls spesifik tinggi dan respons cepat. Teknologi thrust vectoring memungkinkan pengubahan arah gaya dorong utama melalui defleksi nozzle, gimballing, atau injeksi fluida sehingga meningkatkan kendali lintasan pada berbagai fase penerbangan. Integrasi kedua konsep tersebut membentuk controllable rocket propulsion system, yakni sistem propulsi yang mampu menghasilkan besar dan arah dorong yang presisi guna mendukung stabilitas, manuverabilitas, dan akurasi misi penerbangan maupun operasi antariksa.

FR.R.8. Riset-riset lainnya terkait dengan teknologi roket dan Bandar Antariksa

Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa melaksanakan berbagai riset untuk memperkuat kemampuan nasional di bidang teknologi roket dan pengembangan Bandar Antariksa. Kegiatan penelitian difokuskan pada peningkatan kinerja sistem propulsi, struktur, dan kendali roket, serta pengembangan konsep, desain, dan kesiapan operasional bandar antariksa. Upaya ini mendukung kemandirian peluncuran dan pembangunan ekosistem keantariksaan Indonesia.

 

D. Teknologi Satelit

Tujuan: menghasilkan publikasi ilmiah, kekayaan intelektual, model dan purwarupa pada penguasaan teknologi kunci serta teknik pengoperasian terkait bidang teknologi satelit.

Fokus Riset:

FR.S.1. Pengembangan Komponen Bus satelit orbit rendah Bumi

Pengembangan komponen bus satelit LEO difokuskan pada perancangan subsistem struktural, elektrik, dan kendali yang mampu beroperasi pada lingkungan orbit dengan fluktuasi termal tinggi, radiasi moderat, serta drag atmosfer residu. Bus mencakup EPS, OBC, ADCS, TTC, struktur, dan sistem termal yang harus dioptimalkan untuk massa rendah, efisiensi daya tinggi, serta reliabilitas jangka panjang. Pemanfaatan komponen berstandar ruang, arsitektur modular, dan integrasi antarsubsistem dengan protokol komunikasi terstandardisasi menjadi kunci untuk meningkatkan performa dan kemandirian teknologi satelit LEO.

FR.S.2. Pengembangan muatan multi misi satelit LEO/GEO

Pengembangan muatan multi misi untuk satelit LEO/GEO mengharuskan desain arsitektur muatan yang modular dan dapat dikonfigurasi ulang, mencakup subsistem RF/optik, pemrosesan digital onboard, serta manajemen daya dan termal yang adaptif terhadap kondisi orbit.

Muatan multi misi menggabungkan fungsi penginderaan, komunikasi, dan pemrosesan data dalam satu platform melalui penggunaan software-defined payload, komponen toleran radiasi, dan digital channelization. Pada LEO fokusnya adalah akuisisi data ber-throughput tinggi dan stabilitas pointing, sedangkan pada GEO menitikberatkan pada ketersediaan link dan fleksibilitas alokasi spektrum.

Pendekatan ini meningkatkan efisiensi massa, daya, dan bandwidth serta memungkinkan respons operasional yang dinamis lintas aplikasi.

A. Principal Investigator (PI)

  1. Berstatus SDM Iptek (Peneliti/Perekayasa) BRIN;
  2. Berpendidikan terakhir minimal S2 dengan rekam jejak penelitian yang relevan;
  3. Tidak sebagai pegawai tugas belajar atau cuti diluar tanggungan negara; dan
  4. PI boleh dari Luar ORPA Tapi anggota harus ada Orang ORPA.

B. Tim Penelitian

  1. Memasukkan Peran dan beban kerja anggota Tim dalam bentuk tabel;
  2. Diprioritaskan melibatkan mitra Perguruan  Tinggi, Kementerian / Lembaga / Daerah, Komunitas terkait, atau Industri;
  3. Lebih diutamakan melibatkan sivitas yang tengah melakukan program Degree by Research (DbR) sebagai anggota tim penelitian yang relevan;
  4. Harus melibatkan minimal satu orang sivitas ORPA;
  5. Melengkapi surat pernyataan bersedia menyiapkan waktu dan fasilitas riset (diutamakan dengan diketahui atasan langsung) untuk anggota tim penelitian dari luar BRIN;
  6. SDM Iptek dapat mengusulkan maksimal 3 (tiga) proposal Rumah Program OR-PA (dapat sebagai PI dalam satu proposal atau sebagai anggota tim di ketiga proposal).

C. Kebutuhan anggaran 

  1. Berbasis output yang dapat diajukan pada ORPA BRIN dengan fokus pada kebutuhan anggaran bersifat tidak mutlak berdasarkan penilaian monev reviewer. Penyusunan kebutuhan anggaran harus mengacu pada SBM Kemenkeu 2025 dan Standar Biaya Pelaksanaan Anggaran BRIN 70/I/HK/2025.
  2. Bahan Penelitian = Proposal dapat mencantumkan kebutuhan bahan laboratorium, sedangkan ATK tidak diperkenankan;
  3. Jasa = Proposal disarankan untuk memaksimalkan layanan yang tersedia di BRIN. Biaya jasa kepada pihak eksternal diperbolehkan selama layanan tersebut tidak tersedia di BRIN;
  4. Perjalanan Dinas Dalam Negeri = Proposal dapat mencantumkan kebutuhan perjalanan dinas lapangan untuk pengambilan data (di luar lingkup skema RIIM Ekspedisi dari DFRI) dan FGD yang berlokasi di CWS BRIN;
  5. Sewa Kendaraan = Proposal dapat mencantumkan kebutuhan Sewa Kendaraan untuk melakukanpengambilan data lapangan jika lokasi tidak ada CWS BRIN yang dapat memberikan pinjam kendaraan;
  6. Honorarium Narasumber = Proposal dapat mencantumkan kebutuhan Honor Narasumber untuk personel diluar ASN BRIN;
  7. Kebutuhan anggaran lainnya dapat diakomodasi dengan ketentuan SBM 2025.

D. Proses review RAB akan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

  1. Anggaran kegiatan yang disusun berdasarkan kebutuhan riil dan target luaran;
  2. Kegiatan dengan luaran berupa Publikasi Internasional, Model, KI dan Purwarupa sebagai luaran utama dari rumah program yang akan mendapatkan pendanaan

Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Proposal

Rumah Program Penerbangan dan Antariksa Tahun 2026 - RP ORPA 2026

Rincian Anggaran Biaya (RAB)

Rumah Program Penerbangan dan Antariksa Tahun 2026 - RP ORPA 2026

RP ORPA 2026
Seleksi Administrasi
15 Dec 2025 00:00 16 Dec 2025 23:59
Seleksi Substansi
16 Dec 2025 00:00 19 Dec 2025 23:59

  • Surel: renpromonevorpa@gmail.com
  • Narahubung: Bayu Sutikno (0821-8141-6084). dan Rika Dewi Puspita (0812-8130-030)